Close

4. Nilai Multi Budaya

4. Nilai Multi Budaya

Secara historis, keragaman budaya di Yogyakarta telah dimulai sejak masa klasik dimana budaya bercorak Hindu dan Budha berkembang lebih dulu. Keragaman budaya pada masa Kraton Yogyakarta ditandai dengan adanya hunian Belanda dan Pecinan. Dewasa ini, keragaman budaya semakin berkembang dengan adanya kebebasan ekspresi seni budaya dengan berbagai latar belakang.

Keberadaan Potugis, Inggris dan Belanda ikut memberi warna pada arsitektur di Yogyakarta. Keberadaan Belanda juga ikut mempengaruhi tata ruang kota.

  1. Peta sebagai sumber informasi sejarah
  2. Perkembangan Kota Yogyakarta
  3. Kekhasan Kawasan Kotabaru sebagai Garden City-nya Yogyakarta
  4. Membaca Peta Jaringan Air Bersih Yogyakarta tahun 1925

 

Yogyakarta mengenal istilah lokasi titik nol kilometer yang menarik untuk dikaji bangunan-bangunan yang ada dengan tinjuan pada masa kolonial dan masa kini.  Bangunan-bangunan yang berada di kawasan titik nol kilometer, antara lain adalah :

  1. Gedung Agung
  2. Gedung Bank BNI 1946 (NILLMIJ)
  3. Gedung Bank Indonesia (Javasche Bank)
  4. Gedung Kantor Pos Besar (Post Kantoor)
  5. Gedung KONI (Hwa Kiauw Societeit Mataram)
  6. Gedung Sonobudoyo,
  7. Gedung Senisono (Societeit)
  8. Benteng Vredeburg

 

Dalam pemerintahan Militer Jepang di Indonesia, gubernur tingkat provinsi dan daerah istimewa dikepalai oleh orang Jepang, kemudian jabatan-jabatan di bawahnya dipegang oleh pribumi dengan mengadaptasi bentuk pemerintahan pada masa kolonial Belanda.  Terbentuknya tonarigumi beserta azachoukai yang sekarang dikenal sebagai Rukun Tetangga dan Rukun Warga berdasarkan tulisan Kobayashi Kazuo sangat menarik dikupas.

Keunggulan Nilai Pusaka Jogja :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *